Selasa, 27 November 2012

Dialog Dini Hari

Malam itu entah angin apa yang mendorong saya untuk menjemput sang kekasih yang tengah (selalu) lembur dengan pekerjaannya. Bertempat di Jalan Sudirman, Gedung CIMB menjadi kantor bagi Medco yang tengah diaudit oleh EY, kantor kekasihku. Agak tidak biasa karena hari itu telah menyantap 7 jam kemacetan, ditambah dengan pekerjaan yang harus selesai esok, namun, tepat pukul 24:00 saya tetap berangkat.

Setengah jam perjalanan mengantar saya sampai di tujuan. dan, belum ada tanda-tanda pulang. Berbekal uang 2rb di selipan kantong, saya mennghampiri pedagang kopi keliling. "Kopi Hitam satu pak". Mantab, sarapan untuk menemani hari yang panjang. Tak jauh dari sana, ada satpam yang tengah berjaga. Melihat ada potensi untuk simbiosis mutualisme, saya menghampiri satpam itu. Minta ijin tempat dengan tawaran standar. "Ngopi pak". "Mari-mari".

Saya mengawali perbincangan dengan tawaran standar kedua. "Rokok pak". "Ada saya". Mulailah masuk kedalam perbincangan dengan topik perdana "Telepon Seluler". Ia mengatakan bahwa telpon seluler sudah seperti kacang. Siapa saja bisa beli dan boleh punya lebih dari satu. Udah bukan barang mewah lagi. Padahal dulu jaman tahun 1995, namanya HP itu barang mewah banget, walau masih segede bagong. Bikin janji buat pacaranpun harus ke telpon umum dulu. Kira-kira begitulah rangkuman topik perdana.

Berlanjut ke topik pasca rehat dengan tema "Transportasi Umum". Pak satpam punya pendapat bahwa jaman makin maju, ternyata tidak berbanding lurus dengan perkembangan sarana transportasi umumnya. "Jaman saya dulu waktu pacaran, taun 93, bisa pulang malem gampang pake kopaja. Kopaja masih muter sampe jam 1 2, sekarang mah, jam 10 juga udah bagus. Makin kemari makin taksi yang dibanyakin, tiap menit lewat 5 minimal. Padahal kalo orang kayak kita mana kepikiran naik taksi."

Wah, nampaknya pak satpam sedang galau lintas jaman. oke lanjut lagi,,,

"Jalanan makin rame, malah makin sepi kopaja. dulu jam 1 juga masih bisa dapet Patas". Betul pak, saya setuju dengan keluhan ini, dan,,, keluhan sebelumnya juga sih.

Tak lama datang mobil Livina yang terasa tergesa. Kaca terbuka, terlihat sosok wanita lokal bersama pria kaukasoid. "Di dalem ada atm cimb pak?" "ada, masuk aja ke kiri". Si mas bule keluar dengan rambut pirangnya, namun tak berapa lama kembali keluar dengan oleh-oleh pertanyaan. "Dimana lagi ada ATM CIMB? Tidak bisa ambil uang di sini" pak satpam dengan sigapnya menjelaskan letak ATM terdekat.
Livina kembali berangkat dengan tergesa.

Ternyata hal itu menjadi Bridge untuk topik pamungkas. "Gila, diabisin semua cewek sini sama bule-bule" Eh, kok kayak ada hal terpendam yang asik kalau dikeluarkan nih. "Hahaha,, Bule kan demen banget sama cewek Indo pak" "Gila ya, udah ekonomi dijajah, perempuan juga"

Wahhh,,, ini menarik sekali untuk dibahas.

"Sekarang bilang udah merdeka mah, tapi sama aja. Bule-bule dateng kemari, jadi pengusaha, sukses, kita jadi budaknya."

Itu adalah quote terbaik malam itu.
Perbincangan meluas dengan cakupan VOC sebagai perusahaan, yang membuat kesimpulan bahwa selama 400 tahun yang menjajah kita adalah korporasi. Kalau dulu pas kolonial mereka menggunakan pemerintah asal sebagai penjamin keamanan, penjajah jaman sekarang makin pintar dengan memakai pemerintah lokal.

Obrolan 1,5 jam menemani saya dalam penantian misi penjemputan.
Terima kasih pak satpam
Besok jemput kita ngobrol lagi, sambil kenalan.

Nb: Maaf pak saya memalsukan umur, saya 90, bukan 85. habisnya situ tuwir bener 73, jomplang banget tar obrolan kita. hehehe,,,

Senin, 19 November 2012

Kita Laki-Laki, Atau Pria?

Apakah pria itu?

Banyak wanita berpikir bahwa pria merupakan sosok laki-laki dewasa yang mengayomi, hangat, berpendidikan, serta mapan secara ekonomi. Makhluk ini ditandai dengan pakaian rapi lengan panjang, rambut pendek mengkilap, serta tunggangan roda empatnya. Rata-rata wanita sangat mendambakan sosok seperti ini. Namun, mari kita telusuri lebih dalam asal mula Label seperti ini.

Pria dengan inisiatif kah, atau wanita dengan impian seorang pria ideal?

Melihat konteks Indonesia, cara berpakaian kita sekarang merupakan serapan tradisi dari barat. Bahwa pada jaman raja-raja, laki-laki yang dianggap pria adalah mereka yang memiliki kekuasaan dan ilmu kanuragan. Masuk pada fase kolonial. Bahwa laki-laki yang dianggap pria adalah mereka yang keturunan bangsawan dengan busana ala barat. Pandangan umum mengenai sosok pria ideal.

Bila ada seorang pria malang melintang di jalanan dengan busana jaman raja-raja jawa. Dengan kumis tebal, pakaian sarung, gelang lengan, dan sisipan keris di pinggang belakang, maka jaminan yang saya berikan adalah undangan masal untuk gelak tawa atau senyum nyiyir.

Pandangan dahulu telah berubah, berbeda dengan pandangan sekarang. Maka bila seorang pria dinilai hanya dari tampilan fisik, maka hal ini perlu dipertanyakan. Apakah semua itu muncul dari inisiatif, atau merupakan paparan dari pandangan umum?

Sederhana. "Pria adalah laki-laki dengan karakter kuat, dengan perasaan dan logika seimbang, kemandirian, serta kemerdekaan."

Laki-laki yang masih dijajah dengan pandangan umum apakah masih bisa dibilang sebagai pria?

Yin-Yang, Adam-Hawa

Pasangan. Kenapa kebanyakan orang mendambakan sosok untuk menjadi pasangannya?

Teori filsafat Tao memaknai itu dalam sebuah relasi Yin-Yang. Dua unsur berlawanan yang saling berpadu, kegelapan dan cahaya terang.

Atau tentang falsafah lain yang ada dalam kitab-kitab Samawi mengenai konsepsi Adam dan Hawa. Yang sering begitu dangkal diartikan sebagai laki-laki dan perempuan.

Dua konsepsi dari Ardhi dan Samawi yang punya kesamaan mengenai sebuah perbedaan yang berrelasi dan berpadu menjadi satu kesatuan yang membangun.

Konsepsi seperti ini memang terasa antah berantah bila direlasikan dengan konteks jaman sekarang. Namun ada satu hal sahih yang masih berlaku, bahwa perbedaan punya relasi untuk menjadi satu.

Manusia diciptakan untuk berpasangan, sekalipun ia memilih untuk berpasangan dengan dirinya sendiri. Namun bagi manusia yang memilih untuk berpasangan dengan manusia lain yang berlawanan jenis, maka fase ini masuk pada ranah problematika.

Pernah sekali saya membaca tulisan seorang wanita yang ditujukan untuk kekasihnya. Perasaan hati yang bertentangan dengan pilihan si lelaki. Secara rasa si wanita tidak pernah mengerti kenapa si pria mengambil jalan yang tidak pernah masuk pada konsepsinya. Namun pada akhirnya si wanita mengakui bahwa semua rasa itu terpulihkan dengan raut si pria yang bahagia dengan pilihannya. Maka si wanita pun ikut berbahagia.

Melihat memang sebuah perkara mudah, namun tidak untuk memahami. perlu ada keterbukaan diri, hati dan pikiran untuk bisa mencerna secara utuh tentang sebuah hal yang berlawanan, seperti dua aliran agama tadi yang memadukan perbedaan

Suatu hal yang membahagiaan ketika bertemu dengan pasangan yang secara fisik, karakter, pemikiran, dan hal lain yang begitu berbeda, namun tetap bisa menjadi padu. Sudah tidak ada "Aku" di sana. Yang ada hanya "Kita". Karena perbedaan itu bukan lagi terpisah, namun telah berpadu dan mengalir menjadi satu.

Sabtu, 17 November 2012

Ada Ribuan Mayat

Hari ini, 17 November 2012. Aku melihat ribuan mayat berkeliaran dengan segala keblingsatannya.

Seperti hari-hari biasanya, hari ini aku memulai hari dengan kemalasan. Malas untuk kembali ke dalam realita yang tak pernah masuk ke dalam logika. Malas untuk kembali memakai topeng agar tak dikenali oleh ribuan mayat lapar mencari mangsa. Malas untuk menyamar menjadi satu dari ribuan mereka. Malas untuk menangisi segala tetes air mata yang kusembunyikan di sudut kelopak mata.

Seperti hari-hari biasanya, hari ini aku membuka pintu untuk kembali dalam hari yang tak pernah berakhir. Tak pernah berakhir sejak pertama dimulai. Tak pernah berakhir ketika menyusup dalam kenangan, bahwa yang akan terjadi nanti, adalah hari-hari kemarin. Berperang sendiri dan mengangkat pedang untuk berjuang, yang kemudian akan kembali ditinggalkan dan ditusuk dari belakang.

Seperti hari-hari biasanya, hari ini aku membelah kerumunan mayat tanpa hati dan akal. Sebab otak dan hati mereka telah lama menjadi saksi kanibalisme yang mereka lakuka pada dirinya sendiri. Membelah ribuan mayat tanpa perasaan, yang mencoba menyamar menjadi manusia.

Hari ini seperti hari-hari sebelumnya, aku menyaksikan betapa manusia bisa masuk begitu dalam ke sudut jahat hati mereka. Meracuni setiap inchi raga mereka. Menyaksikan betapa mereka sudah tidak merindukan betapa hangatnya keakraban.

Di pinggir jalan berdiri remaja separuh mayat yang sedang kebingungan dengan penentuan sikapnya. Menentukan akan menjalani sebagai apa? Aku menyaksikan semua itu.

Mata lebih sering terpejam ketika apa yang kulihat tidak pernah sama sekali melintas dibayangan. Mata terpejam, menjadi saksi betapa hidup lebih terasa mati dengan ribuan mayat yang mengelilingi.


Hari ini, 17 November 2012. Sebagian dari mayat-mayat itu adalah orang yang aku kenali. Orang yang menopangku disaat sulit dan orang yang menikamku ketika aku jaya. Sebagian dari mayat-mayat itu adalah orang yang aku cintai. Orang yang mau membagi sepenggal kisah hidupnya, untuk kemudian meracuniku dengan segala pujian. Sebagian dari mayat-mayat itu adalah orang yang aku kagumi. Orang yang menjadi motivator dan mentor hidupku, yang untuk kemudian memenjarakanku dalam kebebasan.

Hari ini, 17 November 2012. Mereka masih membicarakan yang lain, yang tidak lain adalah diri mereka sendiri.

Hari ini, 17 November 2012. Aku masih menjadi saksi di tengah para mayat dan keblingsatan.

Selasa, 13 November 2012

"Kudeta 1965"


Berakhirnya Perang Dunia Kedua (PD II) merupakan awal dari dimulainya Perang Dingin. Perang yang melibatkan dua blok besar dunia. Penganut paham demokrasi dan penganut paham komunis. Dua negara besar, Amerika yang memimpin sekutu mewakili demokrasi, dan Uni Sovyet yang mewakili komunis.

Perang ideologi ini membawa dampak besar, baik bagi negara-negara yang terlibat langsung, maupun negara yang lebih berperan sebagai simpatisan. Indonesia, mendeklarasikan diri untuk tidak memihak salah satu blok, namun pada praktiknya, Indonesia lebih condong ke Sovyet. Paling tidak, sampai akhir 1965.

Di Indonesia, bulan Oktober 1965, kaum buruh internasional menelan kekalahan terbesarnya pasca PD II. Lebih dari 1 juta jiwa melayang sebagai imbas dari kudeta militer yang diatur oleh CIA dengan eksekutor lokal Jendral Soeharto, selaku Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (PANGKOSTRAD) kala itu. Kudeta itu memanfaatkan momen goyahnya pemerintahan Soekarno, yang dipicu oleh kesehatan Soekarno yang dikabarkan menurun drastis. Tujuannya jelas, menyingkirkan pemerintahan yang berkuasa kala itu, rezim Soekarno.

Melibas komunis di Indonesia bukanlah perkara mudah. Operasi panjang CIA yang melibatkan mantan duta besar AS untuk Indonesia dan Australia, Marshall Green, yang juga melibatkan Badan Intelejen Australia (ASIS) membangun basis militer yang sengaja dipersiapkan untuk sebuah rezim anti-revolusi Indonesia. Tujuannya jelas, Menggulingkan Soekarno dan membasmi basis komunis di Indonesia.

Ketakutan pihak barat ini sangat beralasan. Dengan jumlah 3,5 juta; ditambah 3 juta dari pergerakan pemuda; 3.5 juta dari serikat buruh; dan pergerakan petani BTI yang mempunyai 9 juta anggota. serta pergerakan wanita, organisasi penulis, artis dan pergerakan kaum inteleknya, PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung. Jumlah ini menempatkan PKI sebagai partai komunis terbesar di dunia, di luar Cina dan Uni Sovyet.

Marshall Green mengakui keterlibatannya dan pemerintahnya dalam eksekusi kaum buruh dan simpatisan PKI. Sekitar 1 juta orang dibunuh dan ratusan ribu lainnya dijebloskan ke penjara tanpa melalui proses hukum. Penderitaan yang berhasil keluar dari penjara tidak hanya berhenti saat meninggalkan hukuman kurungan. Pencantuman label OT di tanda pengenal membuat mereka sulit mendapat pekerjaan, serta mendapat hukuman sosial di masyarakat.

Operasi kejam ini tidak lepas dari ambisi AS untuk menguasai Indonesia sebagai "Permata Asia", yang memiliki simpanan sumber daya alam yang luarbiasa banyaknya. Eisenhower tahun 1953 dalam pidatonya menegaskan betapa pentingnya Indonesia bagi Imperialisme AS.

Permainan ini sengaja diciptakan agar AS tetap bisa mengontrol Indonesia. Mengontrol Indonesia, berarti pula mengontrol Asia Tenggara dan sekitarnya. Bila Indonesia jatuh ke tangan komunis, maka garis vertikal ke bawah tidak akan bisa dikontrol oleh AS lagi.

Sebelum kudeta di Indonesia tahun 1965, Richard Nixon menyerukan untuk pengeboman saturasi untuk melindungi "potensi mineral besar" Indonesia. Dua tahun setelahnya, dia menyerukan bahwa Indonesia merupakan hadiah terbesar Asia Tenggara.

Melalui diktator Soeharto, setidaknya ada tujuh hal yang menjadi alasan utama AS menganggap betapa pentingnya Indonesia sebagai negara paling berwenang secara strategis di dunia. (1) Mempunyai populasi yang terbesar di seluruh Asia Tenggara; (2) Merupakan penyuplai utama bahan-bahan mentah di daerah itu; (3) Kemakmuran ekonomi Jepang yang terus berkembang, sangatlah tergantung pada minyak bumi dan bahan-bahan mentah lain yang dipasok oleh Indonesia; (4) Investasi Amerika yang sudah ada di Indonesia sangatlah kokoh dan hubungan dagang kita sedang berkembang cepat; (5) Indonesia mungkin secara meningkat akan menjadi penyedia yang penting untuk keperluan energi AS; (6) Indonesia adalah anggota OPEC, tetapi itu mengambil sikap yang moderat dalam langkah-langkahnya, dan tidak ikut serta dalam embargo minyak bumi; (7) Kepulauan Indonesia terletak pada jalur-jalur laut yang strategis dan pemerintah Indonesia memainkan peranan yang vital dalam perundingan-perundingan hukum kelautan, yang sangatlah penting untuk keamanan dan kepentingan komersil kita.

Kudeta 1965 merupakan kepentingan internasional AS dalam usahanya untuk menjadi negara paling berpengaruh di dunia. Indonesia menjadi parameter utama agar terciptanya cita-cita AS itu. Melalui skenario CIA dengan menggunakan kediktatoran Soeharto dalam melanggengkan eksploitasi AS terhadap sumberdaya Indonesia, mereka telah berhasil mencapai cita-citanya. Namun dalam konteks lokal, kita tengah memanen kebusukan yang ditanam 50 tahun silam. Sebuah perjuangan panjang untuk meratakan lahan itu dan menanamnya dengan benih yang benar. Mengawalnya agar tumbuh menjadi pohon teduh yang menyejahterakan yang dibawahnya.

Torehan sejarah panjang yang kelam yang sekarang tengah kita ulang.



TIDAK BOLEH ADA SEJARAH KELAM YANG TERULANG DUA KALI DI REPUBLIK INI

RESISTENSIAL,,,!!!





sumber:
http://www.wsws.org/exhibits/1965coup/coup1965.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_30_September

IKRAR

Ada kala ketika aku akan terhanyut jauh dalam buaian zona nyaman kita. Sampai akhirnya pada satu titik, aku melihat hal di luar zona itu.

Banyak orang yang berpikir untuk apa memperjuangkan nasib orang lain, sementara nasib kita sudah sedemikian baik. Banyak orang berpikir bahwa kemerosotan ekonomi berakar pada situasi dan permasalahan pribadi. Banyak orang berpikir bahwa kemapanan ekonomi merupakan sebuah pencapaian dan pembuktian diri. Banyak orang merasa hebat dengan popularitas dan ketenaran diri dari talenta dan sejumlah prestasi.

Semua itu berjalan lurus tanpa memberi ruang untuk menoleh bahkan melihat ke belakang. Situasi yang membuat kita begitu enggan untuk berusaha keluar dan menghadapi realitas sebenarnya.

Namun di sini, aku merasa semua hal yang banyak orang pikir itu merupakan kesalahan besar yang mendasar dan prinsipil. Ketika aku dihantui oleh mimpi agar orang diluar sana bisa menikmati nasi tiga kali sehari. Ketika aku melihat kemerosotan merupakan sebuah desain besar yang sengaja diciptakan untuk mengklasifikasi manusia demi keuntungan pribadi. Ketika aku merasa kemapanan ekonomi menjadi sia-sia saat dinikmati di atas jutaan penderitaan. Ketika aku merasa bahwa popularitas dan talenta merupakan sebuah tanggung jawab besar yang harus kuabdikan pada sesama.

Aku di sini sebagai manusia.
Orang lain di luar sanapun manusia, bukan komoditas.

Ketika perasaan itu hinggap di benak dan butuh proses panjang untuk meresapi sebuah pertanyaan besar yang belum bisa kujawab: "Untuk Apa Aku Dilahirkan?"

Kadang rasa lelah datang memenjarakan raga ini. Namun saat itu juga belenggu itu lepas dengan senyum kecil dari buah tangan ini. Kadang raga ini sakit, namun sesegera itu sembuh dengan rangkulan teman seperjuanganku. Kadang raga ini bosan dengan rutinitas konstan, namun semangat segera datang dengan membawa serta sedikit hasil dari apa yang telah kuperjuangkan.

Pada akhirnya aku sadar bahwa aku dilahirkan sebagai pejuang. Lahir dari rahim wanita yang berjuang memerdekakan harapan. Diberi ruang untuk mengalirnya darah pejuang yang menggerakan tubuh ini dengan spontan.

Ditatar dalam potongan mimpi yang terasa absurd, namun kembali teringat ketika hadir dalam perbuatan.

"Aku tidak akan pernah menikmati kemewahanku sebelum aku bisa menghadirkan itu kepada setiap orang sejauh mataku memandang. Kemewahan itu tidak akan pernah bisa membuai dan menghanyutkanku."
Ini Ikrarku...

Minggu, 11 November 2012

Strategi Kampanye


A. PERENCANAAN STRATEGIS KAMPANYE

Ketika berpikir tentang PR dan perencanaan, ada baiknya kita mulai dengan melihat definisi PR berikut :
“praktik PR adalah usaha yang direncanakan serta dilakukan secara kontinyu untuk menciptakan dan menjaga nama baik (goodwill) dan kesepahaman bersama antara suatu organisasi dengan publiknya.”

Inti dari definisi tersebut adalah bahwa PR harus direncanakan. Itu merupakan proses yang dipikirkan secara matang dan hati-hati. Proses tersebut juga memerlukan aktivitas yang dilakukan secara terus menerus. Dalam kaitannya dengan praktek kampanye PR, setidaknya ada beberapa alasan mengapa sebuah perencanaan harus dilakukan dalam kampanye (arti penting perencanaan), yaitu :

1) Memfokuskan usaha. Perencanaan membuat tim kampanye dapat mengidentifikasi dan menyusun tujuan yang akan dicapai dengan benar hingga akhirnya pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien, karena berkonsentrasi pada prioritas dan alur kerja yang jelas.

2) Mengembangkan sudut pandang berjangka waktu panjang. Perencanaan membuat tim kampanye melihat semua komponen secara menyeluruh. Ini akan membuat tim kampanye tidak berpikir mengenai efek kampanye dalam jangka waktu yang pendek tapi juga ke masa depan, hingga mendorong dihasilkannya program yang terstruktur dalam menghadapi kebutuhan masa depan.

3) Meminimalisi kegagalan. Perencanaan yang cermat dan teliti akan menghasilkan alur serta tahapan kerja yang jelas, terukur, dan spesifik serta lengkap dengan langkah-langkah alternatif, sehingga bila ada kegagalan bisa langsung diambil alternatif penyelesaian.

4) Mengurangi konflik. Konflik kepentingan dan prioritas merupakan hal yang sering terjadi dalam sebuah kerja tim. Perencanaan yang matang akan mengurangi potensi munculnya konflik, karena sudah ada bentuk tertulis mengenai alur serta prioritas pekerjaan untuk tiap-tiap anggota tim.

5) Memperlancar kerja sama dengan pihak lain. Sebuah rencana yang matang akan memunculkan rasa percaya para pendukung potensial serta media yang akan digunakan sebagai saluran kampanye, hingga pada akhirnya akan terjalin kerjasama yang baik dan lancar. (Gregory dalam Venus 2007:144)


Proses pengembangan tahapan-tahapan perencanaan suatu pelaksanaan program kampanye Public Relations secara keseluruhan, yaitu termasuk tujuan, publik sasaran dan pesan-pesan yang efektif, baik bertujuan periode jangka panjang (strategi) maupun berbentuk secara mikro (individual) dalam pelaksanaan jangka pendek dengan tujuan khusus (taktik) dapat dilaksanakan secara bersama-sama melalui proses 10 tahapan atau rangkaian yang secara logis. Gregory (2004:36) menyebutkan 10 tahapan perencanaan sebagai berikut :



1. Analisis Situasi

Analisis adalah langkah pertama dari proses perencanaan. Setelah riset, tahap berikutnya adalah analisis dan ini dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang akan menjadi dasar dari program Public Relations. ada dua jenis analisis yang digunakan untuk perencanaan program kampanye yaitu :

Analisis PEST

Teknik yang biasa digunakan dan sangat berguna untuk menganalisis lingkungan eksternal. PEST membagi lingkungan dalam empat area dan membahas hampis segala hal yang dapat mempengaruhi organisasi. Empat area tersebut adalah Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi. Menurut Gregory (2004:41) pertanyaan-pertanyaan dasar yang diungkapkan ketika melaksanakan analisis PEST adalah : apa faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi organisasi?, mana dari faktor-faktor tersebut yang paling penting saat ini?, mana yang akan menjadi faktor yang paling penting empat tahun kemudian?

Analisis SWOT

Analisis SWOT meliputi empat elemen yaitu Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Oppurtunities (kesempatan), dan Threats (tantangan). Strength dan oppurtunities dapat dikelompokan sebagai pertimbangan-pertimbangan positif yang mendukung terlaksananya program kampanye, sedangkan weakness dan threats dikelompokan pada kondisi-kondisi negatif yang harus dihadapi kampanye. Sementara menurut Gregory (2004:46) menjelaskan dua elemen pertama, Strength dan Weakness dapat dilihat sebagai faktor yang digerakan secara internal dan bersifat khusus terhadap organisasi. Dua elemen yang lain, Oppurtunities dan Threats biasanya bersifat eksternal dan didapat melalui analisis PEST.


2. Tujuan

Menetapkan tujuan yang realistis adalah sangat penting apabila program atau kampanye yang direncanakan harus memiliki arah dan dapat menunjukan suatu keberhasilan tertentu. Tujuan utama dari Public Relations adalah untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Menurut Gregory (2004:79) ada delapan hal penting yang harus di ingat ketika menetapkan tujuan, yaitu :
Sejalan dengan tujuan organisasi.
Tepat dan spesifik.
Lakukan apa yang dapat dicapai.
Lakukan pengukuran sebanyak mungkin.
Bekerjalah berdasarkan skala waktu.
Bekerjalah berdasarkan anggaran.
Bekerjalah sesuai dengan urutan prioritas. 


3. Mengenali Publik
James Grunig (1984) mendefinisikan empat jenis publik, yaitu :
Nonpublik, adalah kelompok yang tidak terpengaruh maupun mempengaruhi organisasi.
Publik yang tersembunyi (latent public), adalah kelompok yang menghadapi masalah akibat tindakan suatu organisasi, namun mereka tidak menyadarinya.
Publik yang sadar (aware public), adalah kelompok yang mengenali adanya masalah.
Publik yang aktif, adalah kelompok yang mengambil tindakan terhadap suatu masalah.

Sementara itu, publik yang aktif dapat dikelompokan dalam tiga kategori berikut :
Publik semua masalah (all-issue public) sangat aktif terhadap semua masalah yang mempengaruhi organisasi.
Publik masalah tunggal (single-issue public) sangat aktif terhadap satu masalah atau sekelompok kecil masalah.
c. Publik masalah hangat (hot-issue public) adalah mereka yang terlibat dalam suatu masalah yang memiliki dukungan publik luas dan biasanya mendapatkan liputan khusus dari media.

Pemilihan publik mana yang akan menjadi sasaran bergantung pada tujuan kampanye yang akan dilaksanakan. Arens dalam Venus (2007:150) mengatakan bahwa identifikasi dan segmentasi ssasaran kampanye dilaksanakan dengan melakukan pemilahan atau segmentasi terhadap kondisi geografis, kondisi demografis, kondisi perilaku dan kondisi psikografis.


4. Pesan

Gregory (2004:95) menjelaskan empat langkah untuk menentukan pesan, yaitu : Langkah pertama adalah menggunakan persepsi yang sudah ada. Langkah kedua adalah menjelaskan pergeseran yang dapat dilakukan terhadap persepsi tersebut. Langkah ketiga adalah mengidentifikasi unsur-unsur persuasi. Cara terbaik adalah melakukannya berdasarkan fakta. Langkah keempat adalah memastikan bahwa pesan tersebut dapat dipercaya dan dapat disampaikan melalui Public Relations.


5. Strategi

Strategi adalah pendekatan keseluruhan untuk suatu program atau kampanye. Strategi adalah faktor pengkoordinasi, prinsip yang menjadi penuntun, ide utama dan pemikiran dibalik program taktis. (Venus 2007:152)


6. Taktik

Berbicara taktik pelaksanaan suatu program kampanye yang harus berkaitan erat dengan program dari strategi utama, tujuan kampanye, ketika akan mengembangkan taktik pelaksanaan kampanye tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor kekuatan, kreativitas atau kemampuan tim pelaksana, pengembangan program hingga pencapaian tujuan terukur, seperti yang diungkapkan Ruslan (2007:102) sebagai berikut :

a) Appropriateness, adanya kecocokan secara aktual dengan teknik-teknik taktik pelaksanaan, pencapaian target khalayak publik, hasil-hasil yang dicapai dalam melaksanakan pesan-pesan kampanye dan termasuk kecocokan dengan teknik-teknik Public Relations serta media komunikasi yang dipergunakan.

b) Deliverability, apakah anda mampu melaksanakan teknik-teknik berkampanye secara sukses sesuai dengan target? berapa besar alokasi dana yang diperlukan? Bagaimana dengan jadwal waktu pelaksanaan kampanye tersebut apakah sudah tepat? Termasuk memiliki tim ahli dan pendukungnya dalam taktik pelaksanaan secara tepat?.


7. Skala waktu

Ada dua hal yang pasti dalam kehidupan praktisi Public Relations. Pertama, tidak pernah ada waktu yang cukup untuk melakukan semua pekerjaan yang harus dilakukan, tugas dan tanggung jawab yang ada lebih besar daripada waktu yang tersedia. Kedua adalah bahwa tugas-tugas Public Relations seriingkali melibatkan orang lain dan memerlukan koordinasi dari beberapa unsur. Ada dua faktor utama yang saling berkaitan yang harus diamati ketika mempertimbangkan skala waktu. Pertama, tenggat waktu (deadline) harus di identifikasi sehingga tugas-tugas yang dihubungkan dengn suatu proyek dapat diselesaikan tepat waktu. Kedua adalah sumber daya yang tepat perlu dialokasikan sehingga tugas-tugas yang ada dapat diselesaikan. (Gregory, 2004:124)


8. Sumber daya

Menurut Ruslan (2007:104) terdapat tiga bentuk sumber daya utama yang berkaitan dengan pelaksanaan program kampanye Public Relations. Pertama sumber daya manusia (SDM) yang terlibat langsung dalam kegiatan kampanye berupa tenaga profesional, dan ahli hingga terampil, staf pendukung atau tenaga lapangan. Kedua, sumber biaya operasional untuk menunjang kegiatan kampanye yang dikelola secara efisien dalam pembiayaan pelaksanaan operasional (implementation fee), consultant or professional fee, space of advertising cost, dan equipment fee (biaya penyewaan perlatan penunjang, publikasi, transportasi, sound system dan lighting system dan sebagainya). Ketiga adalah sumber perlengkapan transportasi, dukungan perlatan teknis, pemanfaatan media komunikasi dan tim kerja lain dan sebagainya.


9. Evaluasi

Menurut Gregory (2004:138) evaluasi adalah proses yang berkelanjutan jika kita berbicara tentang program berjangka panjang. Jika dilaksanakan dengan benar, evaluasi memudahkan anda untuk mengendalikan kegiatan Public Relations. Berikut adalah alasan menngapa kita perlu mencantumkan evaluasi dalam kampanye dan program yang kita buat.
Memfokuskan usaha.
Menunjukan keefektifan.
Memastikan efisiensi biaya.
Mendukung manajemen yang baik.
Memfasilitasi pertanggungjawaban.


10. Review

Sementara evaluasi dilakukan secara teratur, review yang menyeluruh dilakukan dengan frekuensi yang lebih jarang. Setelah memutuskan untuk melakukan review, siklus proses perencanaan akan terulang lagi. Sekali lagi pertanyaan-pertanyaan dasar harus diajukan :
Apa yang ingin kita capai?
Siapa yang ingin kita jangkau?
Apa yang ingin kita katakan?
Apa cara yang paling efektif untuk menyampaikan pesan?
Bagaimana suskes dapat diukur?

Selain itu, peninjauan kembali terhadap penilaian perencanaan, pelaksanaan selama program dan pencapaian tujuan tertentu suatu kampanye berlangsung secara periodik setiap tahun tujuan program kampanye Public Relations melalui proses input (perolehan riset data, fakta, dan informasi di lapangan), output (kecocokan dengan isi pesan, tujuan dan media yang dipergunakan) dan result (hasil-hasil dari tujuan dan efektivitas program kampanye yang telah dicapai, apakah adanya perubahan sikap atau perilaku khalayak sasaran).

Menurut French (1982) terdapat 8 langkah perencanaan komunikasi untuk kampanye yaitu :

a. menganalisis masalah

b. menganalisis khalayak

c. merumuskan tujuan

d. memilih media

e. mengembangkan pesan

f. merencanakan produksi media

g. merencanakan manajemen progam

h. monitoring dan evaluasi

Nimmo dan Thomas ungs (1973 menjelaskan fase perencanaan kampanye politik. yaitu

a. fase pengorganisasian meliputi : kapan staf, informasi, dan dana dikumpulkan, strategi dan taktik ditetapkan, semangat kelompok dibangkitkan.

b. Fase pengujian meliputi : kapan calon menggalang para anggota menawarkan kemudahan pada orang – orang yang belum jadi anggota.

c. Fase kritis meliputi : suatu titik dimana calom pemilih belum menentukan sikap terhadap partai atau siapa yang adan dipilih atau di dukung.




B. PELAKSANAAN KAMPANYE

Menurut Venus (2007:199) pelaksanaan kampanye adalah “penerapan dari konstruksi ranncangan program yang telah ditetapkan sebelumnya”. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam tahap pelaksanaan meliputi : realisasi unsur-unsur kampanye, menguji coba rencana kampanye, pemantauan pelaksanaan, dan pembuatan laporan kemajuan.


1. Realisasi unsur-unsur pokok kampanye

· Perekrutan dan pelatihan personel kampanye

Kegiatan kampanye merupakan kerja tim. Dengan demikian banyak personel (juga lembaga) yang akan terlibat didalamnya. Penentuan siapa saja yang akan terlibat sebagai pelaksana kampanye (campaign organizer) merupakan langkah awal dalam melaksanakan kampanye. Orang-orang yang akan menjadi personel kampanye harus diseleksi dengan teliti dengan memperhatikan aspek motivasi, komitmen, kemampuan bekerjasama, dan pengalaman yang bersangkutan dalam kerja sejenis.

· Mengonstruksi pesan

Pada prinsipnya desain pesan kampanye harus sejalan dengan karakteristik khalayak sasaran, saluran yang digunakan, dan efek kampanye yang diharapkan. Pesan kampanye memiliki berbagai dimensi yang meliputi pesan verbal, nonverbal, dan visual. Namun apapun dimensinya, secara umum konstruksi pesan kammpanye harus didasarkan pada pertimbangan kesederhanaan (simplicity), kedekatan (familiarity) dengan situasi khalayak, kejelasan (clarity), keringkasan (conciesness). Kebaruan (novelty), konsistensi, kesopanan (courtessy) dan kesesuaian dengan objek kammpanye.

· Menyeleksi penyampai pesan kampanye

Pelaksanaan kampanye juga menghendaki pelaksana kampanye berhadapan dengan pemilihan individu yang secara spesifik bertindak sebagai pelaku (campaign actor) yang menyampaikan pesan kampanye. Keputusan untuk menentukan siapa pelaku atau penyampai pesan kampanye ini menjai sangat penting karena merekalah aktor yang akan berhadapan langsung dengan publik.

· Menyeleksi saluran kampanye

Menyeleksi media mana yang akan digunakan sebagai saluran kampanye harus dilakukan dengan penuh pertimbangan. Beberapa faktor pokok yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media kampanye diantaranya : jangkauan media, tipe dan ukuran besarnya khalayak, biaya, waktu, dan tujuan serta objek kampanye. Di samping itu faktor lain yang juga perlu mendapat perhatian adalah karakteristik khalayak, baik secara demografis, psikografis, maupun geografis. Pola penggunaan media khalayak (media habit) juga harus diperhitungkan untuk memastikan media apa yang biasanya digunakan khalayak.


2. Uji coba rencana kampanye

Uji coba terhadap suatu rancangan dilakukan untuk menyusun strategi (pesan, media, dan penyampai pesan) yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Lewat uji coba rencana kampanye juga kita akan memperoleh gambaran tentang respons awal sebagian khalayak sasaran terhadap pesan-pesan kampanye. Respons ini pada gilirannya akan digunakan sebagai pembanding ketika melakukan evaluasi proses dan akhir kampanye.


3. Tindakan dan pemantauan kampanye

Sebagai sebuah kegiatan yang terprogram dan direncanakan dengan baik, maka segala tindakan dalam kampanye harus dipantau agar tidak keluar dari arah yang ditetapkan. Untuk itu harus dipahami bahwa tindakan kampanye bukanlah tindakan yang kaku dan parsial, tetapi bersifat adaptif, antisipatif, integratif dan berorientasi pada pemecahan masalah.
Adaptif. Tindakan kampanye bersifat adaptif artinya ia terbuka terhadap masukan-masukan baru atau bukti-bukti baru yang ditemukan di lapangan.
Anitisipatif. Tindakan kampanye bersifat antisipatif artinya kegiatan kampanye harus memperhitungkan berbagai kemungkinan yang akan muncul di lapangan saat kampanye dilakukan.
Orientasi pemecahan masalah. Tindakan kampanye bersifat problem solving oriented artinya segala bentuk tindakan dalam proses kampanye diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Integratif dan koordinatif
Kegiatan kampanye bukanlah tindakan one man show melainkan kegiatan yang didasarkan pada kerja tim. Keberhasilan kampanye ditentukan oleh bagaimana pelaksana kampanye bertindak secara integratif dan koordinatif. Koordinasi ini tidak hanya dilakukan dengan sesama pelaksana kampanye melainkan juga dengan berbagai pihak terkait yang akan turut mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan pencapaian tujuan kampanye.


4. Laporan kemajuan

Unsur terakhir dari proses pelaksanaan kampanye adalah penjadwalan laporan kemajuan atau progress report. Laporan kemajuan merupakan dokumen yang sangat penting, bukan hanya bagi manajer tapi juga pelaksana kampanye secara keseluruhan. Dalam laporan kemajuan umumnya dimuat berbagai data dan fakta tentang berbagai hal yang telah dilakukan selama masa kampanye.






SUMBER:

 http://stail.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=158:urgensi-perencanaan-komunikasi-dalam-sebuah-organisasi&catid=44:jurnal-ilmiah&Itemid=95
--
http://www.scribd.com/doc/32808491/Kampanye-PR

http://komunitaspr.wordpress.com/2010/06/10/perencanaan-strategis-kampanye-pr/









Jumat, 02 November 2012

SBY Jual Ladang Emas Kalimantan

Pada 2001 Pemerintah RI sempat menghentikan operasi Freeport McMoran di Papua. Freeport dianggap melanggar konsensus PBB mengenai Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) serta aturan expansi "Gold Mining" tentang pelarangan sebuah negara beroperasi di negara lain. Namun Pada 2007 Freeport kembali beroperasi, dengan mengakali peraturan yang membuat Freeport McMoran seolah-olah perusahaan tambang milik Indonesia dan mengganti namanya menjadi Freeport Indonesia.

Hal serupa juga berlaku pada Ontario Limited Co.Ltd, Perusahaan penambang emas raksasa milik Great Britain (Britania Raya) yang berpusat di Bermuda. Ontario Limited Co.Ltd membuat anak perusahaan di Indonesia dengan nama Kalimantan Gold Corporation. Tujuannya jelas, agar secara yuridis, perusahaan ini adalah perusahaan Indonesia.

Menurut data yang dirilis dari tmx.quotemedia.com, terhitung resmi sejak 23 Mei 2012, Freeport & KGC sudah mulai menambang emas & tembaga di Kalimantan. Kedua perusahaan raksasa ini membentuk sebuah anak perusahaan untuk menjalankan operasi tambang di Kalimantan Tengah, yaitu "PT. Kalimantan Surya Kencana". Daerah operasi mereka terbentang dari Tayan Kalbar sampai Tarakan Kaltim, yang juga melewati Beruang Tengah Kalteng.

Kalimantan Gold Corporation dalam laporan resmi yang dirilis di Bursa Efek Toronto pada Selasa (29/5/2012) menyebutkan, pengeboran pertama sedang dilakukan di Beruang Tengah sejak 23 Mei 2012. ”Pengeboran pada lubang kedua diharapkan dapat dilakukan di Berungan kanan pada awal Juni 2012,” ujar Faldi Ismail, Deputy Chairman and CEO Kalimantan Gold, dalam keterangan pers yang dikutip KONTAN (www.tmx.quotemedia.com, Selasa, 29/5/2012).

Freeport & KGC Joint Operation (dalam consortiumnya menggunakan anak perusahaan bersama J.O. Kalimantan Surya Kencana) melakukan eksplorasi tembaga dan emas di Kalimantan terhitung sejak Mei 2012. Selain tercatat di bursa efek Toronto, Kanada, KLG juga tercatat di Bursa Efek London.

Dari fakta ini jelas memperlihatkan urgensi lawatan SBY ke London untuk tujuan apa. Ketika masyarakat mempertanyakan pertimbangan SBY yang lebih memilih berkunjung ke London ketimbang kunjungan untuk menyelesaikan konflik horizontal yang terjadi di dalam negeri, deal-deal seperti ini jelas sangat menguntungkan SBY secara personal dan golongan.

Di satu sisi, sebagai warga Indoonesia, saya tidak ingin papua melepaskan diri dari NKRI. Namun dari sisi sentimentil, saya pun akan melakukan hal yang sama seperti saudara-saudara di papua. Ketika semua penduduk Capitol lebih sibuk mengurusi pemimpin daerah mereka yang baru, ada bagian dari Indonesia yang diperas habis-habisan. Sekarang giliran Kalimantan. Penduduk asli tidak akan membiarkan begitu saja tanah mereka dirampas dan ekosistem mereka dirusak, disamping mereka tidak menikmati kekayaan alam mereka.

Pengikut