Rabu, 19 Desember 2012

Memoar

Lama sudah berstagnasi dalam kesibukan dan pekerjaan yang baru.
Sebelum habis masa jabatan berakhir, kakakku pernah berkata "Hati-hati dengan sindromnya"
ya, sekarang aku baru bisa mengerti apa maksudnya. Energi dan konsentrasi besar telah tercurah dalam masa pengabdian satu periode silam. Konsekuensinya adalah menikmati masa datar dan kebasian energi dan konsentrasi yang telah menemukan kalibernya untuk disalurkan.

Beruntung alam bawah sadar bisa mengerti dan memahami nasehat singkat dari sang senior.
Hahaha... Memang zona nyaman itu tercipta atas kebiasaan dalam merasa.
Ketakutan dan kekhawatiran sering bertandang ketika melihat perjuangan yang dulu kulakukan dengan tanganku sendiri, harus dijalankan oleh orang baru. Rasanya aku masih di sana.

Namun memang diri itu perlu ditatar agar tidak hanyut dalam kebiasaan kenyamanan. Sesekali memang harus ada tamparan untuk diri sendiri yang senantiasa mengingatkan untuk bisa melihat gamblangnya realita. Setiap benturan akan menyentakkan diriku dan membuatku tersadar bahwa aku harus ikhlas dan percaya bahwa tidak ada yang sia-sia untuk sebuah usaha. Tidak ada penyesalan yang hadir bila hembusan nafas panjang membawa serta kekhawatiran dan ketakutan.

Lepaslah sudah ketakutan dan kekhawatiran....


Ada yang pernah bilang bahwa untuk apa aku melakukan semua ini. Nampak sia-sia dan tidak ada arti nyata terwujudnya perubahan. Namun spontan saja keluar dari mulut "Tidak ada yang sia-sia untuk sebuah usaha. Harus selalu ada orang yang berkata tidak untuk sebuah ketidakwajaran, sekaligus memberi apresiasi untuk sebuah keberhasilan atas pencapaian"

Harus selalu ada individu-individu yang bergerak atas keterikatan hati untuk mau memikirkan hal di luar dirinya. Percayalah bahwa level kalian sudah jauh lebih tinggi daripada yang lain. Daripada mereka yang masih berkutat untuk diri mereka sendiri, kalian telah mampu memikirkan orang lain untuk bisa mendapatkan hal yang memang layak mereka dapatkan.

Semoga terus banyak lahir individu-individu yang bukan hanya berbekal hati, namun juga nurani untuk bisa merasa bahwa kita masih jauh lebih beruntung daripada mereka. Masih ada getar di hati untuk bisa membuat mereka minimal bisa merasakan apa yang kita nikmati sekarang.

Jangan pernah lelah dan takut untuk berjuang kawan, karena hidup memang untuk berjuang. Kita adalah pejuang sedari kita lahir, kita berjuang meraih kebebasan dari rasa nyaman dalam sempitnya kehidupan. Kita telah berjuang untuk hidup dengan keluar dari hangatnya rahim. Jangan buat diri kalian hanya menjadi seorang penikmat atau bahkan penjilat, karena kalian lahir sebagai pejuang.

Aku bersama kalian jiwa-jiwa yang bebas. Jiwa-jiwa yang merdeka atas dirinya sendiri....

Pengikut